Tuesday, May 1, 2012

Nama Bergerak di DP BB (Display Picture BlackBerry)

Contohnya, Gan.......

Gambar Bergerak di DP BB (Display Picture BlackBerry)

Mau bikin gambar bergerak di BlackBerry kamu, coba request aja konsepnya via twitter. Follow @EmirfanTM terus mention untuk request gambar bergerak ekslusif kamu. Bisa juga bikin namamu berkedip-kedip atau jalan. Mau liat contohnya. Iniiihhhh, Gan....
FREEEEEEE FOR FOLLOWERSSSSSS

Friday, October 21, 2011

Tips Kilat Menerjemahkan Teks Inggris

Ada yang mau belajar menerjemahkan ga? Baca tips-nya yak...... klik di sini....

Semoga bermanfaat.

Salam

Tuesday, October 4, 2011

Tiga Tujuh Lima (kisah nyata)

Hobiku musik dan sudah lumayan bisa main gitar, lah, walaupun sedikit-sedikit. Aku juga udah mulai main band sejak kelas dua SMP. Sebelumnya, aku dibelikan sebuah gitar tua second oleh ayahku. Tahukah kalian berapa harga sebuah gitar tua yang hampir jebol itu? Hanya untuk tiga bungkus rokok waktu itu, sepuluh ribu rupiah. Gitar itu memang sudah tua, tapi mereknya YAMAHA. Bagian belakangnya sudah tak keruan. Ayahku membawanya ke bengkel gitar bernama Pok Odeng (terkenal di Cirebon). Di sana, total biaya untuk mempercantik gitar itu adalah tiga puluh lima ribu rupiah. Hasilnya, lebih bagus dari yang kukira. Mirip gitar seharga ratusan ribu rupiah. Suaranya? Berani diadu. Itulah perkenalanku dengan musik, gitar, dan band. Selanjutnya, banyak nama yang berperan sebagai guru gitarku… A Ucup (kakak sepupuku), Faisal Nur (teman SMP-ku), dan lainnya.
Beranjak ke SMA, aku sering menciptakan lagu. Kemudian, lagu yang selesai kucipta itu kuperdengarkan ke teman-teman sekelas yang juga teman satu bandku. Di antara mereka, ada salah satu yang punya tape recorder yang biasa dibawa oleh wartawan saat itu. Mereknya SONY, bentuknya kecil karena memakai kaset kecil. Ketika aku katakan pada teman-temanku, yang punya tape recorder itu meminjamkannya dengan senang hati padaku. Esoknya, kita mendengarkannya bersama, kemudian di-ulik di studio musik. Meski demikian, aku malu juga terus-terusan meminjam. Aku kepengin punya juga.
Kukatakan keinginanku itu kepada ibuku tercinta. Karena biasanya, rengekanku lebih dituruti oleh ibuku dibanding bapakku. Beberapa hari kemudian, ketika ibuku sedang senggang, siang itu aku dan beliau berangkat berjalan kaki ke sebuah toko elektronik. Panas matahari menyengat semangatku. Senang sekali hatiku. Akhirnya aku bakalan punya barang hebat itu. (dulu belum ada HP yang bisa merekam suara). Sebenarnya bukan ke sebuah toko, tapi ke toko-toko elektronik di sepanjang jalan Pekiringan, Cirebon. Maklum barang itu agak sedikit langka.
Akhirnya, di sebuah toko, kami mendapatkannya. Si majikan Tiong Hwa menyuruh pelayan mengambilkannya. Senang sekali hatiku ketika si pelayan itu membuka kotaknya dan mengambil benda itu. Aku tahu betul ibuku juga pasti bahagia. Dia bakalan merelakan apa saja asal aku bahagia.
“Ini berapa, Ci?” tanya ibuku langsung ke majikannya.
“Tiga tujuh lima. Harga pas, Bu.”
“Wah murah sekali,” pikirku dan ibuku di dalam hati secara bersamaan. Aku bisa merasakan dari ekspresi dan senyumnya.
“Ya, udah, Ci. Nih uangnya.” Ibuku memberikan satu lembar uang dua puluh ribuan dan dua lembar uang sepuluh ribuan kepada si pelayan. Dan, menunggu kembalian sebesar dua ribu lima ratus yang masih bisa dibelikan bakso atau naik becak di zaman itu.
Si pelayan kemudian memberikan uang itu kepada majikannya yang juga sibuk bernegoisasi dengan pembeli lain. Sambil menunggu dibungkuskan, aku melirik mereknya. Ah, sama dengan milik temanku. Semakin berjingkrak-jingkrak saja hatiku.
Tapi, hal yang tak akan pernah aku lupakan baru saja akan terjadi. Apa itu?
Si majikan, ketika si pelayan hendak memberikan uang Rp. 37.500,-, dengan ekspresi acuh dan nada keras berkata pada kami, “Tiga tujuh lima. Tiga ratus tujuh puluh lima ribu.”
“Hah, tiga ratusan ya, Ci,” kata ibuku resah tak berani memandangku.”
Aku hampir menangis. Tapi aku tahu, itu harga memang terlalu tinggi. Kutahan perasaanku dan tertawa seperti sedang menonton lawak. Tapi, ibuku yang gigih tahu aku pura-pura. Beliau bilang, “Ci, ada merek lain nggak yang lebih murah.”
Tak ada dan kami tak jadi membelinya. Kemudian, kami pulang. Menceritakannya pada ayahku sambil tersenyum dan sesekali tertawa. Senyum dan tawa kami masing-masing punya arti. Aku tak akan pernah melupakannya.

Tuesday, October 6, 2009

Menyunting Naskah Anda

Saya baru saja membaca buku yang begitu menstimulasi saya untuk menerbitkan buku secara swakelola. Judulnya Saya Bermimpi Menulis Buku karya Bambang Trim. Di dalam buku tersebut, Anda akan memperoleh pengetahuan tentang penerbitan swakelola dan penyuntingan mandiri. Menurut buku ini, terdapat beberapa hal yang penting untuk Anda sunting pada naskah Anda. Hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lihatlah dulu penampilan naskah Anda dalam tata cara mengetikkan naskah. Periksalah apakah naskah Anda sudah memiliki nomor halaman; apakah jelas pemisahan antarbab; antarsubbab; periksa juga ukuran font yang digunakan (normal adalah 12 pt) dan besar jarak antarbaris (spasi) yang digunakan 1,5 spasi atau 2 spasi.
2. Periksalah ejaan kata, istilah, nama orang, nama tempat, dan sebagainya dalam naskah Anda. Perhatikan kata-kata yang seolah-olah tampak sama, tapi sebenarnya berbeda makna, seperti: bisa dan bias, ketika dan ketiak, persebaran dan perbesaran.
3. Periksa konsistensi penggunaan istilah pada naskah Anda. Misalnya jika Anda memakai kata Jogja, maka konsistenlah dalam menggunakan kata tersebut, bukan yogyakarta.
4. Bacalah secara perlahan paragraf demi paragraf naskah Anda.

Demikian ilmu yang dapat saya bagikan pada Anda. Sebagai seorang editor saya juga sependapat dengan beliau. Betewe, saat ini saya bekerja di Tiga Serangkai sebagai editor. Sebelumnya sempat di Yudhistira sebagai editor buku pelajaran bahasa Inggris, pernah juga di Tarawang Press sebagai editor dan penerjemah, serta di Mediapressindo sebagai penerjemah.
Oya, saya juga bisa bantu menerjemah dan menyunting naskah Anda lho.
Hub: Irfan 08562564314
Atau kirim email ke: ipanklove@yahoo.com
Saya akan jelaskan sistem pembayarannya. Harga terjangkau.

Friday, April 3, 2009

Mau baca Novel Elektronik Gratis??

Kirim email kosong dengan subject: Novel Kampus ke: ipanklove@yahoo.com
dan klik salah satu script advertising di bawah ini.





Saturday, May 31, 2008

PT. Rifan Financindo Berjangka (PO BOX 8118 YK 55000)

Tadi pagi (Sabtu), saya iseng memenuhi panggilan perusahaan dengan PO BOX di atas. Ternyata, sebuah perusahaan berjangka. Pertama lihat, aku kurang tertarik. Sempet mau pulang lagi. Tapi, di luar kantor, saya ketemu sama seorang cewek. Dia bilang udah ngerjain psikotes dan wawancara. Dia juga bilang dapet undangan buat hari Senin (dua hari kemudian, red). Saya jadi agak tertarik dan daripada sia-sia, aku masuk ruangan. banyak pelamar di sana. Kami disuruh ngisi biodata, kemudian psikotest (psikotestnya sederhana, ada tiga lembar soal: lembar pertama tentang angka; kedua pembendaharaan kata; ketiga gambar). Oh, ya, saat itu, saya ngelamar untuk posisi "data entry". Saya pikir nggak apa deh di perusahaan ini, yang penting saya nggak ikut nyari nasabah atau bisa dibilang saya kerjanya indoor. Mengapa demikian? Karena saya kurang jago di lapangan. Lalu saya diwawancarai. Si pewawancara nanya, “Udah pernah wawancara di mana aja?” saya bilang “Banyak, Pak. Saya juga pernah diwawancarai di MPF yang mirip sama perusahaan berjangka ini. Dia jawab, ”Apa itu?” “Milenium Penata Future. Tapi waktu itu saya nggak tertarik, Pak.” Sahutnya, “Oh gitu.” Dan dia mengakhiri wawancara tanpa basa basi. Saya nggak dapet undangan untuk dateng hari Senin seperti yang lainnya.
Saya mikir, “apa karena saya nyangkut-nyangkut masalah Millenium Penata Future itu ya?” Ya begitu ceritanya. Semoga berguna, sukses buat kita semua…