Jauh = dekat

JAUH = DEKAT
Oleh: Ipang
Sekilas kata "jauh" adalah lawan kata dari kata "dekat". Sebenarnya bukan hanya sekilas, tapi beberapa kilas juga begitu. Banyak orang bilang, baik para pengajar atau pelajar bahwa makna itu "tergantung konteks kalimatnya".
Para pelajar diperkenalkan pada istilah-istilah sinonim, antonim, homonim, homophone, atau homograph. Semuanya dipelajari dengan disertai contoh-contoh katanya.
o Antonim contohnya rumahnya jauh dengan sekolah sedang rumahku dekat.
o Homonim contohnya tabungan beserta bunga-nya yang hanya beberapa persen itu ia ambil untuk membuat taman bunga impiannya.
o Homophone contohnya mereka masih sangsi apakah dia bersalah dan harus diberi sanksi.
o Homograph contohnya pejabat teras itu duduk diteras.
Penulis punya kalimat yang menurutnya menyimpang dari beberapa jenis istilah diatas.
1.Aku ingin mengenalmu lebih dekat.
2. Aku ingin mengenalmu lebih jauh.
Dua kalimat diatas tersebut menurut penulis mempunyai arti yang sama. Buktinya kedua kata itu sama-sama banyak yang mengucapkannya dan yang mendengarnya memaknai kedua kalimat itu dengan makna yang sama yaitu ingin membuat sesuatu hubungan yang lebih baik. Coba renungkan dulu.
Kata "jauh dan "dekat menjadi sama artinya dalam kalimat tersebut dan hanya pada kalimat tersebut. Kata yang tadinya merupakan sebuah lawan kata dari kata yang lainnya, menjadi sama maknanya setelah dipakai dalam kalimat tersebut diatas. Sungguh hebat kalimat itu bukan. Seperti dua orang yang berbeda yang disatukan oleh cinta.
Jauh dan dekat, mungkin terinspirasi dari kata dendam dan persahabatan. Seperti kata paman Arswendo dalam kisah para ratib, "dendam dan persahabatan itu bedanya tipis sekali. Susah dimengerti. Persahabatan itu mirip dengan dendam bisa habis-habisan".
Rasanya ingin sekali lagi menuliskannya.
"Aku ingin mengenalmu lebih dekat sekaligus lebih jauh".